Senin, 03 Mei 2010

i'jazul quran

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Al-Quran sebagai kitabullah yang terakhir, diturunkan kepada Muhammad SAW sebagai petunjuk bagi umat manusia. Al-Quran merupakan mukjizat terbesar yang diberikan kepada nabi terakhir Nabi Muhammad Saw.
Berbeda dengan mukjizat nabi-nabi terdahulu yang berbentuk materiil (terindera) seperti tongkat Nabi Musa, menyembuhkan orang buta dan menghidupkan orang mati dengan izin Allah bagi Nabi Isa, maka mukjizat Nabi Muhammad adalah berbentuk mukjizat aqliyah, mukjizat yang bersifat rasional, yang berdialong dengan akal manusia. Al-Quran dengan segala ilmu dan pengetahuan yang dikandungnya serta segala beritanya tentang masa lalu dan masa akan dating membuat betapapun majunya akal manusia tidak akan sanggup menandingi Quran.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut diatas, penyusun merumuskan masalah sebagai berikut :
1. Apakah definisi I’jazul Quran dan syarat-syarat kemukjizatan ?
2. Apakah aspek-aspek kemukjizatan Quran ?
3. Apa kadar kemukjizatan Quran ?
4. Apa kemukjizatan bahasa Quran itu ?
5. Apa kemukjizatan ilmiah Quran itu ?
6. Apa kemukjizatan tasyri’ Quran itu ?

C. Tujuan Pembahasan
Berdasarkan rumusan masalah tersebut maka tujuan penyusunan makalah ini adalah untuk mengetahui tentang :
1. Definisi I’jazul Quran dan syarat-syarat kemukjizatan
2. Aspek-aspek kemukjizatan Quran
3. Kadar kemukjizatan Quran
4. Kemukjizatan bahasa Quran
5. Kemukjizatan ilmiah Quran
6. Kemukjizatan tasyri’

BAB II
PEMBAHASAN

A. DEFINISI I’JAZUL QURAN DAN SYARAT-SYARAT KEMUKJIZATAN

a.Definisi I’jazul Quran
I’jaz (kemukjizatan) adalah menetapkan kelemahan. Kelemahan menurut pengertian umum adalah ketidak mampuan mengerjakan sesuatu, lawan dari kemampuan. Apabila kemukjizatan telah terbukti, maka nampaklah kemampuan mu’jiz (sesuatu yang melemahkan). Yang dimaksud I’jaz dalam pembicaraan ini ialah menampakkan kebenaran nabi dalam pengakuannya sebagai seorang rosul dengan menampakkan kelemahan orang arab untuk menghadapi mukjizatnya yang abadi, yaitu Quran, dan kelemahan generasi-generasi sesudah mereka. Dan mukjizat adalah sesuatu hal luar biasa yang disertai tantangan dan selamat dari perlawanan.

b. Syarat-syarat kemukjizatan
Adanya suatu mukjizat yang dapat diakui kebenarannya, serta manusia tunduk padanya, harus mengandung tiga syarat kemukjizatan :
Pertama, harus ada tantangan dengan mukjizat itu, sehingga mendorong pihak musuh untuk menentang dan mencobanya.
Tantangan untuk menandingi Quran dilontarkan Rosulullah kepada orang Arab melalui tiga tahap :
1. Menantang untuk membuat yang sama seperti Quran, dalam firman Allah :
“ Sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang serupa quran ini, nicaya mereka tidak akan tidak akan dapat membuat yang serupa dengannya, sekalipun sebagian mereka memjadi pembantu bagi sebagian yang lain.” (al-Isra’ : 88)

2. Menantang mereka untuk membuat sepuluh surat saja dari Quran, dalam firman Allah :
“ Ataukah mereka mengatakan : Muhammad telah membuat-buat Quran itu. Katakanlah : ‘(Jika demikian), maka datangkanlah sepuluh surat yang dibuat-buat yang menyamainya, dan panggillah orang-orang yang kamu sanggup (memanggilnya) selain Allah, jika kamu memang orang-orang yang benar. Jika mereka (yang kamu seru itu) tidak menerima seruanmu itu, ketahuilah, sesungguhnya Quran itu diturunkan dengan ilmu Allah.” (Hud: 13-14)
3. Menantang mereka dengan satu surat saja dari Quran, dalam firman Allah :
“ Atau (patutkah) mereka mengatakan, ‘Muhammad membuat-buatnya’. Katakanlah: ‘(Kalau benar yang kamu katakana itu)’ cobalah datangkan sebuah surat seumpamanya’ .(Yunus: 38)

Kedua, harus mengandung unsur yang dapat mendorong pihak musuh untuk menentang, seperti mempertahankan kepercayaan-kepercayaan mereka, budaya nenek moyang yang telah turun temurun mereka ikuti, apa yang telah terbiasa menjadi system hidup mereka, dan tata cara sfrta ritus pergaulan mereka.
Ketiga,tidak ada penghalang bagi orang lain untuk menentangnya.

B. ASPEK – ASPEK KEMUKJIZATAN AL – QURAN


Mengenai aspek – aspek kemukjizatan Quran, terdapat berbagai pendapat di antara para tokoh Islam, yaitu : 3
1. Abu Ishaq Ibrahim an-Nizam, seoran tokoh Mu’tazilah dan pengikutnya dari kaum syiah seperti al-Murtada berpendapat bahwa kemukjizatan Quran adalah dengan cara sirfah (pemalingan).
Menurut an-Nizam, sirfah berarti Allah memalingkan orang-orang arab untuk menantang Quran . Padahal, mereka mampu menghadapinya.
Sedangkan menurut al-Murtada ialah bahwa Allah telah mencabut dari mereka ilmu-ilmu yang dipergunakan untuk menghadapi Quran agar mereka tidak mampu membuat yang seperti Quran.

Pendapat tentang sirfah ini ditolak dan batil karena menganggap kalam Alloh itu tidak mukjizat, melainkan sirfah itulah yang mukjizat.
Allah berfirman : “ Sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang serupa quran ini, nicaya mereka tidak akan tidak akan dapat membuat yang serupa dengannya, sekalipun sebagian mereka memjadi pembantu bagi sebagian yang lain.” (al-Isra’ : 88)
2. Para ahli bahasa arab berpendapat bahwa kemukjizatan Quran terdapat dalam segi balaghohnya yang tinggkat tinggi dan tidak ada yang menandinginya.
3. Sebagian yang lain berpendapat bahwa segi kemukjizatan Quran itu ialah karena ia mengandung badi’ yang sangat unik dan berbeda dengan apa yang telah dikenal dalam perkataan orang arab, seperti fasilah dan maqta’.
4. Golongan lain berpendapat, kemukjizatan Quran terletak pada pemberitaannya tentang hal-hal ghoib yang akan datang dan pemberitaannya tentang sesuatu yang terjadi sejak masa penciptaan mahluk.
Pendapat ini ditolak karena menuntut ayat-ayat yang tidak mengandung berita tentang hal-hal gaib yang akan datang dan yang telah lalu tidak mengandung mukjizat.
5. Pendapat lainnya menyatakan bahwa Quran itu mukjizat karena ia mengandung bermacam-macam ilmu dan hikmah yang sangat dalam.

Jadi, dapat dapat disimpulkan bahwa kemukjizatan Quran itu karena ia datang dengan lafad-lafad yang paling fasih, dalam susunan yang paling indah, dan mengandung makna yang paling valid, shahih, sepetti peng-Esaan Alloh,dan penyucian sifat-sifatnya .

3) Mudzakir, Studi Ilmu-ilmu Quran, 9Jakarta, PT. Pustaka Litera Antar Nusa, 2001) Hal. 374


C. KADAR KEMUKJIZATAN QURAN

Terjadi perbedaan pendapat mengenai kadar kemukjizatan Quran : 4
1. Golongan Mu’tazilah berpendapat bahwa kemukjizatan itu berkaitan dengan keseluruhan Quran.
2. Sebagian ulama berpendapat bahwa kemukjizatan Quran terdapat pada sebagian kecil atau sebagian besar dari Quran, tanpa harus satu surat penuh.
3. Ulama lain berpendapat, kemukjizatan Quran itu cukup hanya dengan satu surat lengkap sekalipun pendek, atau dengan ukuran satui surat, baik satu surat atau beberapa ayat.
Namun demikian, kemukjizatan Quran tidak terdapat pada kadar tertentu karena kemukjizatan Quran dapat kita temukan pada bunyi huruf-hurufnya dan alunan kata-katanya, seperti halnya terdapat dalam ayat-ayat dan surat-suratnya.

D. KEMUKJIZATAN BAHASA
Para ahli bahasa Arab telah menekuni ilmu bahasa arab ini dengan segala fariasinya sejak bahasa itu tumbuh sampai remaja. Mereka mampu mengubah puisi dan prosa, kata-kata bijak dan masal yang tunduk pada aturan bayan dan diekpresikan dalam uslub-uslubnya yang memukau, dalam gaya hakiki dan majazi serta itnab dan ijaznya. Meskipun bahasa itu telah menungkat dan tinggi tetapi dihadapan Quran, dengan kemukjizatan bahasanya ia menjadi pecahan kecil yang tunduk pada uslub quran.
Kemukjizatan bahasa Quran dapat kita temukan pada keteraturan bunyinya yang indah melalui nada huruf-hurufnya. Kita juga dapat kemukjizatan Quran pada Lafad-lafadnya yang memenuhi hak setiap makna pada tempatnya. Tidak ada kelebihan dan kekurangan pada setiap lafad-lafadnya. Tidak ada satupun peneliti yang mengatakan perlu menambah suatu lafad karena ada kekurangan dan mengurangi suatu lafad karena ada kelebihan.
Kemukjizatan bahasa dapat kita temui juga pada macam-macam khitab dimana berbagai golongan manusia yang berbeda tingkat intelektualitas dapat memahami khitab itu sesuai dengan tingkatan akalnya, sehingga masing-masing dari mereka memandang cocok dengan tingkatan akalnyadan sesuai dengan keperluannya, baik dari golongan orang awam maupun para ahli.

Sifat Quran yang dapat memuaskan akal dan menyenangkan perasaan juga merupakan mukjizat. Quran dapat memenuhi perasaan , jiwa maupun pemikiran manusia secara sama dan berimbang.


4) Mudzakir, Studi Ilmu-ilmu Quran, 9Jakarta, PT. Pustaka Litera Antar Nusa, 2001) Hal. 378

E. KEMUKJIZATAN ILMIAH

Kemukjizatan ilmiah Quran bukanlah terletak pada pencakupannya akan teori-teori ilmiah yang selalu baru dan berubah serta merupakan hasil usaha manusia dalam penelitian dan pengamatan. Tetapi ia terletak pada dorongannya untuk berpikir dan mengunakan akal.
Orang yang mengatakan bahwa kemukjizatan ilmiah terletak pada teori-teori ilmiah merupakan berbuat kesalahan karena teori-teori ilmu pengetahuan itu selalu baru dan muncul seiring dengan kemajuan zaman. Ilmu pengetahuan selalu berada dalam kekurangan dan terkadang diliputi kesalahan, sebab masalah ilmu pengetahuan itu tunduk pada hukum kemajuan yang senantiasa berubah dan bahkan runtuh dari asas-asasnya.
Jadi, kemukjizatan Quran secara ilmiah ini terletak pada dorongannya kepada umat islam untuk berpikir disamping membukakan bagi mereka pintu-pintu pengetahuan dan mengajak mereka memasukinya, maju didalamnya, dan menerima segala ilmu pengetahuan baru yang mantap dan stabil. 5)

F. KEMUKJIZATAN TASYRI’
Manusia merupakan mahluk sosial yang dalam kehidupannya selalu membutuhkan dan dibutuhkan orang lain. Kerja samaantar sesama manusia merupakan tuntutan social yang harus dilakukan oleh umat manusia. Akan tetapi, manusia seringkali berbuat zalim terhadap sesamanya. Jika mereka dibiarkan tanpa aturan yang membatasi kehidupannya dan menjaga hak-hak dan kehormatannya, tentu kehidupan mereka akan kacau. Dengan demikian maka manusia harus mempunyai system dan tasyri’ (undang-undang) yang mengatur kehidupannya dan dapat mewujudkan keadilan diantara individu-individunya.
Quran merupakan dustur tasyri’ paripurna yang menegakkan kehidupan manusia diatas dasar konsep yang paling utama. Dan kemukjizatan tasyri’nya ini bersama dengan kemukjizatan ilmiah dan kemukjizatan bahasanya senantiasa eksis, untuk selamanya. Dan tidak seorangpun dapat mengingkari bahwa Quran telah memberikan pengaruh besar yang dapat megubah wajah sejarah dunia. 6)











5) Mudzakir, Studi Ilmu-ilmu Quran, 9Jakarta, PT. Pustaka Litera Antar Nusa, 2001) Hal. 389
6) Mudzakir, Studi Ilmu-ilmu Quran, 9Jakarta, PT. Pustaka Litera Antar Nusa, 2001) Hal. 399

BAB III
PENUTUP
• KESIMPULAN
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa :
• Al-Quran adalah mukjizat Nabi Muhammad Saw yang abadi sampai hari kiamat.
• I’jazul Quran ialah menampakkan kebenaran nabi dalam pengakuannya sebagai seorang rosul dengan menampakkan kelemahan orang arab untuk menghadapi mukjizatnya yang abadi, yaitu Quran, dan kelemahan generasi-generasi sesudah mereka.
• Kemukjizatan Quran tidak terdapat pada kadar tertentu karena kemukjizatan Quran dapat kita temukan pada bunyi huruf-hurufnya dan alunan kata-katanya, seperti halnya terdapat dalam ayat-ayat dan surat-suratnya.
• Kemukjizatan bahasa Quran dapat kita temukan pada keteraturan bunyinya yang indah melalui nada huruf-hurufnya,macam-macam khitab yang sesuai dengan golongan orang awam dan para ahli.
• Kemukjizatan Quran secara ilmiah terletak pada dorongannya kepada umat islam untuk berpikir disamping membukakan bagi mereka pintu-pintu pengetahuan dan mengajak mereka memasukinya, maju didalamnya, dan menerima segala ilmu pengetahuan baru yang mantap dan stabil.
• Quran merupakan dustur tasyri’ paripurna yang menegakkan kehidupan manusia diatas dasar konsep yang paling utama.

DAFTAR PUSTAKA

• Assuyuthi, Al-Itqon Fi Ulumil Quran. Jakarta: Haramain
• Al-Baqilani, Abu Bakar,I’jazul Quran. Jakarta: Haramain
• Hayyie, Abdul, Berinteraksi dengan Al-Quran. Jakarta: Gema Insani, 1999
• Mudzakir, Studi Ilmu-Ilmu Quran. Jakarta: PT. Pustaka Litera Antar Nusa, 2001

Tidak ada komentar:

Posting Komentar